Hilmy: Nyanyian Ganjil
Diujung jalan berbeton nan mulus
Membentang samar jurang menganga tanpa batas
Dari tempatku berdiri aku tersengal gelagapan memandang cemas
Panas semakin menyengat menusuk bengis
Air laut berubah warna merambat masuk mendesis
Mendesak dataran yg semakin rapuh kropos
Sesekali bersama badai yg datang tak terduga menerpa ganas
Sementara dari bukit yang gundul
Longsor bergelung turun membandul
Menelan kampung2 udik unik terpencil
Bersama hujan deras tak lagi berpola tunggal
Air meluap entah dari mana mengalir liar tanpa ada yg mengganjal
Bersama batangan pohon yang dipenggal legal penjagal
Menyapu segala yang dilalui dg berutal
Dari hutan belantara penyangga yg disangkal
Jeritan kalut orang2 tak berdaya
Terkapah-kapah merenggang jiwanya
Kehilangan tempat berpijak dan berpegangan
tanpa perlindungan nyata
Bercaampur lolongan hewan langka
Kehilangan habitat terlindungi terpelihara
Berkeliaran beterbangan mendekat mendesak
Mungkin sedikit lebih beruntung
dengan bakteri dan virus mematikan yang datang bersamanya
Sementara mereka masih saja berbicara
tentang kemakmuran
Membual tentang perubahan
Menjual mimpi tentang kemajuan
Di atas lahan yg sudah mengering tergadaikan bersama air tanah yg hampir tak tersisakan
Dengan senyuman manis menawan
Mendongak menggoyangkan kepala dengan headset di telinga
Membagikan rekam jejak tak terlacak
Dari seberang sayup terdengar nyanyian merdu menggairahkan ganjil
Tentang planet biru dilangit tak bertepi
Yang disangkanya bisa dijelahi
Seperti ketika memburu merambah benua afrika yang menggurun kini
Bersama anak benua dimana air tanah nyaris habis
Tanpa hirau panas yg semakin menyengat diluar sudah mematikan
Orang2 itu di dalam bunker bergairah menari trendi.
—–
dalam perjalanan dari Makasar ke Pare2, sengatan panas matahari terasakan lebih dari biasanya; 23/07/023.